Kamis, 03 Desember 2015

The Dreamer

Never let it be said that to dream is a waste of one's time. For dreams are our realities in waiting. In dreams, we plant the seeds of our future.



Empat tahun telah terlalui, banyak kenangan sedih, senang dan cerita akan perjuangan yang berarti bagi pembangunan karakter diri kami. Semua hal itu menjadi warna-warni dalam perjalanan hidup kami dan hari ini adalah perayaan dari akhir sebuah perjuangan dan ucapan selamat datang ke kehidupan yang lebih menantang.


Ada sedikit kebanggaan dalam hati ku ketika tali toga itu dipindah dari kiri ke kanan, terdengar hiperbola yah :b Tapi jujur aku bangga telah menyelesaikan studi S1 ku ini. Di awal perkuliahan aku sempat meragukan diriku sendiri, aku ragu apakah aku bisa menyelesaikan studi ku ini, karena sesuai dengan mitos-mitos yang beredar kulish DKV memang tugasnya banyak, sering lembur (ya nggak juga sih, pintar-pintar membagi waktu aj), atau tugasnya ribet. Aku sempat takut, minder, ga percaya diri bisa ngelewatin perkuliahan ini. Tapi ternyata ga kerasa tau-tau uda kelar deh perkuliahan 4 tahun dan jujur sekarang jadi kangen sama masa-masa 4 tahun itu. 

Hal kedua yang bikin bangga adalah ketika orang tua dateng dan menyaksikan proses wisuda. Yahhh, at least akhirnya anak bontot mereka sekarang akhirnya S1 :b




 

Sabtu, 28 November 2015

The littlest feet make the biggest footprints in our hearts

Oops... Dilihat dari judulnya, bukan berarti hal yang akan ditulis kali ini tentang anakku. Ini adalah pengalaman pertama menjadi aunty. Setelah sibuk mikirin bakal punya ponakan cowok atau cewek, setelah sibuk menantikan kelahiran si dede bayi dan akhirnya dia lahir kedunia.






Dan terlahirlah bayi laki-laki yang diberi nama Marvelien Davin Gumulya. Bayi super montok yang akhirnya terlahir dengan proses oprasi cesar. Setelah beberapa bulan, si mommy sibuk minta aunty nya yang kebetulan adalah graphic designer ini untuk fotoin si baby M yang lagi lucu-lucunya. Post ini agak telat, karena foto telah di ambil beberapa bulan yang lalu. Karena ga terlalu berpengalaman dalam dunia fotografi, apalagi foto bayi, banyak banget nih kesulitan yang aunty rasakan. Ternyata foto bayi tu ga semudah foto orang dewasa yang bisa di atur, dan diarahkan gayanya. Finally.... Ini lah beberapa contoh hasil foto.






Karena ga punya studio, foto terpaksa di ambil dikamar dan dengan setting seadanya, belum lagi si baby M yang rewel dan moody. Akhirnya foto harus melalui beberapa proses peng editan dan ini beberapa foto yang telah di edit






First experience become a baby photographer, dan kurangnya pengalaman jadi photographer membuat adanya kekurangan-kekurangan. :)  Love u, Baby M.